PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM
KATA PENGANTAR
Filsafat adalah
akar dari segala pengetahuan manusia baik pengetahuan ilmiah maupun pengetahuan
non ilmiah. Demikian juga sekiranya seseorang mengemukakan bahwa sesudah mati
semua manusia akan dibangkitkan kembali, akan timbul pertanyaan serupa apakah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat transcendental yang menjorok ke luar
batas pengalaman manusia dapat disebut ilmu? Tentu jawabnya adalah “bukan”,
sebab hal itu termasuk dalam agama
(Jujun S. Suriasumantri, 2000: 104).
Allah SWT. Membekali
Adam dengan perangkat ilmu pengetahuan, konsep, dan terminology duniawi yang
para malaikat pun tidak mengetahui. Ilmu pengetahuan di tanamkan oleh Allah
kepada manusia.
Akal manusia
memikirkan sesuatu dan mempersepsinya sesuai dengan tingkat ketajaman berpikir
dan kecerdasannya masing-masing , karenanya maka butuh masyarakat ilmiah dan
masyarakat awam, yang membedakannya secara tajam. Namun demikian keawaman akan
meningkat jika terus belajar, artinya meningkat ke ilmiah, danmasyarakat ilmiah
akan meningkat ke yang lebih tinggi dari ilmu baik dari sisi ontologi,
epistemologi maupun aksiologinya, yaitu filsafat dan agama. Dengan tetap
memegang yang pernah dimilikinya, sebagai tambahan dalam menyelesaikan
persoalan kehidupan dan kematian serta kehidupan setelah kematian.
Sehingga tidak
heran manusia akan mengekplorasi, mengelaborasi, menganalisis deduktif dan
induktif, refleksi kritis dan perenungan yang panjang untuk meneropong objek empiris jagat raya dan
segala isinya, termasuk keunikan, keanekaragamannya baik dari klasifikasi jenis
maupun kompleksitas perubahannya.
Ciamis, 09 Oktober, 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A.
Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A.
Otologi Pendidikan Islam.................................................................... 2
B.
Epistimologi Pendidikan Islam............................................................. 3
C.
Aksiologi Pendidikan Islam …………………………………….. 5
D.
Dasar-Dasar Sistem Pendidikan Islam................................................. 7
E.
Pendidikan Islam Sebagai sistem Kebenaran
Universar...............10
F.
Tujuan Sistemik Pendidikan
Islam..............................................11
BAB III KESIMPULAN..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berlandaskan atas dasar-dasar ajaran Islam,
yakni Al Qur'an dan Hadits sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Melalui pendidikan inilah, kita
dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan
Al-Qur'an dan As-sunnah.Sehubungan dengan hal tersebut, tingkat pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan kita terhadap ajaran Islam sangat tergantung pada
tingkat kualitas pendidikan Islam yang kita terima.
Sebagai sebuah sistem pendidikan Islam mengandung berbagai komponen antara
satu dengan yang lain saling terkait. Akan tetapi, seringkali dilakukan
apa adanya, tanpa perencanaan dan konsep yang matang.Sehingga mutu pendidikan
Islam kurang berjalan sesuai yang diharapkan.
Menyikapi hal tersebut, Filsafat pendidikan Islam, berupaya mencari
kebenaran sedalam-dalamnya, berpikir holistik, radikal dalam pemecahan
permasalahan filosofis pendidikan Islam, pembentukan teori-teori baru atau
pembaharuan dalam pelaksanaan pendidikan Islam yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman. Berdasarkan sumber yang berasal dari Al-Qur'an, hadist
dan beberapa referensi buku
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas permasalahan sebagai berikut:
1.
Ontologi Pendidikan Islam
2.
Epistemologi Pendidikan Islam
3.
Aksiologi Pendidikan Islam
4.
Dasar-Dasar
Sistem Pendidikan Islam.
5.
Pendidikan
Islam Sebagai Sistem kebenaran Universal
6.
Tujuan
Sistemik Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ontologi Pendidikan Islam
Ontologi
pendidikan Islam membahas hakikat substansi dan pola organisasi pendidikan
Islam. Secara ontologis, Pendidikan Islam adalah hakikat dari kehidupan manusia
sebagai makhluk berakal dan berpikir. Jika manusia bukan makhluk berpikir,
tidak ada pendidikan. Selanjutnya pendidikan sebagai upaya pengembangan diri
manusia, dijadikan alat untuk mendidik.
Ulasan ontologi
ini tidak dapat dipisahkan dengan Sang Pencipta. Allah telah menyediakan
beberapa potensi kepada kita untuk berpikir. Pertanyaan selanjutnya apakah
sebenarnya hakekat pendidikan Islam itu?
Tiga kata kunci
tentang pendidikan Islam yaitu :
a.
Ta'lim, kata ini telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan
Islam. Mengacu pada pengetahuan, berupa pengenalan dan pemahaman terhadap
segenap nama-nama atau benda ciptaan Allah. Rasyid Ridha, mengartikan ta'lim
sebagai proses transmisi berbagai Ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa
adanya batasan dan ketentuan tertentu.
b.
Al tarbiyah, penggunaan istilah ini berasala dari kata Rabb meskipun kata ini
memiliki banyak arti akan tetapi pengertian dasarnya menunjukan kata tumbuh,
berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau
eksistensinya. Kata ini paling banyak digunakan dibandingkan dengan istilah
lainnya.
c.
Al-Ta'dib, menurut al-Attas, istilah
yang paling tepat untuk menunjukan pendidikan islam adalah al-Ta'dib ,
kata ini berarti pengenalalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur
ditanamkan kedalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang
tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan.
Ta'dib, Syed
Muhammad Naquib al-Attas mengungkapkan istilah yang paling tepat untuk
menunjukan pendidikan Islam adalah al-Ta'dib , kata ini berarti pengenalalan
dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia
(peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan.
Dari ketiga kata kunci di atas, berbagai ahli telah merumuskan
tentang pendidikan Islam, sebagai berikut :
1. Ahmad. D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan Islam
adalahbimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam.
2. Saefuddin Anshari mengatakan pendidikan Islam adalah proses
bimbingan (pimpinan, tuntutan, susulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan
jiwa (pikiran, perasaan dan kemauan, intuisi, dsb).
3. M.Yusuf al Qardawi mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah
pendidikan manusia seutuhnya akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak
dan keterampilannya.
4. Ahmad Tafsir
mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang
agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Dari pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang dapat
mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan ideologi Islam.
Dengan demikian
secara ontologis pemahaman terhadap pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan
dengan Allah selaku pencipta manusia. Karena pendidikan Islam diarahkan pada
terbentuknya kepribadian Muslim yang dapat memenuhi hakikat penciptaannya,
yakni menjadi Pengabdi Allah.
B. Epistimologi
Pendidikan Islam
Menurut Imam
Barnadib, berdasarkan objek kajinnya, problema filsafat mencakup: 1) realita;
2) pengetahuan; 3) dan nilai. Epistimologis berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia menangkap
dan memperoleh pengetahuan dan
jenis-jenis pengetahuan. Epistimologis diperlukan antara lain dalam hubungan
dengan penyusunan kebijakan kurikulum. Kurikulum yang lazim diartikan sebagai
sarana untuk mencapai pendidikan. (Imam Barnadib, 1994: 20) disini terlihat
hubungan antara kurikulum dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian penyusunan
kurikulum sepenuhnya diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.
Epistemologi
pendidikan Islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam.
Pendidikan Islam bersumber dari Allah SWT, Yang Maha Mengetahui Sesuatu.
Hukum-hukum yang diciptakan Allahpun dapat dipahami dengan berbagai metode dan
pendekatan. Pendidikan Islam mengacu pada nilai-nilai Al-Qur'an yang universal
dan abadi. Serta didukung oleh hadist Nabi Muhammad SAW.
Ketiga kata
kunci tentang Pendidikan Islam di atas disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadist
berikut ini:
"Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada Malaikat, lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku
jika kamu memang orang-orang yang benar" (Al-Baqarah ayat: 31)
ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u/u #ZÉó|¹ ÇËÍÈ
Artinya :
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (Al-Isra 'ayat
24).
Hadist Nabi
Muhammad SAW "Aku dididik oleh Tuhanku (addabani Rabbi), maka ia
memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan (fa ahsana ta'dibi).
Selanjutnya
objek material Filsafat Pendidikan Islam yaitu segala hal yang berkaitan dengan
usaha manusia untuk menciptakan kondisi yang memberi peluang berkembangnya
kecerdasan dan kepribadian melalui pendidikan. Objek formal: Usaha yang
rasional, mendasar, general, dan sistematis dalam mengembangkan kecerdasan dan
kepribadian melalui pendidikan.
Untuk lebih
jelasnya, objek materi ilmu pendidikan Islam yaitu anak didik. Sedangkan objek
formalnya adalah perbuatan mendidik yang membawa anak, ke arah tujuan
pendidikan Islam. Sehingga secara epistemologi, Kurikulum pendidikan Islam
harus merujuk pada Al-Qur'an dan hadist. Antara lain sebagai berikut:
1. Larangan mempersekutukan Allah
2. Berbuat baik kepada orang tua
3. Memelihara, mendidik, dan membimbing anak
sebagai tanggung jawab terhadap amanat Allah.
4. Menjauhi perbuatan keji dalam bentuk
sikap lahir dan batin
5. Menjaui permusuhan dan tindakan tercela
6. Menyantuni anak yatim
7. Tidak melakukan perbuatan diluar
kemampuan
8. Berlaku jujur dan adil
9. Menepati janji dan menunaikan perintah
Allah
10. Mematuhi ketentuan hukum Allah, dsb.
Sumber-sumber
yang menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk yang dapat menerima pelajaran
dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya ada pada surat Al-Alaq, 96: ayat
1-5: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya.
Dari sebagian
ayat di atas, jelaslah bahwa sumber-sumber pendidikan Islam berasal dari Allah
SWT, Sang Maha Pencipta. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia.
Tujuan
pendidikan muslim adalah menciptakan manusia yang baik dan benar, yang berbakti
kepada Allah dalam pengertian yang sebenar-benarnya, membangun struktur kehidupan
di dunia ini dengan hukum, dan menjalankan kehidupan tersebut sesuai dengan
iman yang dianut. Makna berbakti dalam islam bersifat luas dan menyeluruh.
Berbakti tidak hanya terbatas pada pelaksanaan fisik relijius saja, melainkan
mencakup aspek kegiatan: iman, persaan, dan karia, sesuai dengan yang dikatakan
Allah (terpujilah dia) dalam kitab suci Al-Qur'an: Aku telah menciptakan jin
dan manusia hanya untuk berbakti kepada -Ku dan katakanlah ya Tuhanku, do'a ku,
pengorbananku, dan kematianku adalah demi Allah, Tuhan semesta alamyang tidak
terbandingkan.
C. Aksiologi Pendidikan Islam
Aksiologi
adalah teori tenteng nilai. Teori yang membahas tentang nilai, manfaat atau
fungsi sesuatu yang diketahui tersebutdalam hubungan dengan seluruh yang
diketahui tersebut (Jujun S Suriasumantri, 2000, 34).Dalam pendidikan, teori
nilai ini terkait dengan jawaban atas pertanyaan seperti: nilai yang
bagaimanakah yang diinginkan oleh manusia dan yang dapat digunakan sebagai
dasar hidupnya (Imam Barnadib, 1994, 20).
Ulasan
aksiologi dalam sistem pendidikan islam diarahkan pada suatu perumusan nilai
akhlak. Rumusan-rumusan nilai yang dijadikan referensi atau pedoman sikap dan
prilaku. Ajaran Islam merupakan perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup
secara Islami, sesuai dengan tuntunan Allah S WT. Aksiologi Pendidikan Islam
terkait dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam
pendidikan Islam . Nilai-nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan
Islam, diantaranya:
1.
Mengandung
petunjuk Akhlak.
2.
Mengandung
upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dibumi dan kebahagiaan di
akherat.
3.
Mengandung
usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik .
4.
Mengandung
nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.
Menurut Abuddin
Nata tujuan pendidikan Islam, untuk menciptakan manusia yang shaleh, taat
beribadah dan gemar beramal untuk tujuan akherat.
Muhammad
Athiyah al-Abrasy mengatakan tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam
adalah kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa.
Menurut Abdul
Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai
hamba Allah. Jadi menurut Islam, dapat dikatakan pendidikan haruslah menjadikan
seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri
adalah beribadah kepada Allah.
Islam
menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut
Allah adalah beribadah kepada Allah. Sed alam surat Ad Dzariyat ayat 56 : yang
a rtinya: " Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku ".
Dari beberapa
pendapat di atas, dapat kami simpulkan t ujuan utama pendidikan Islam adalah
untuk mendapatkan R idha Allah SWT . Dengan pendidikan Islam , diharapkan lahir
individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat bagi
diri, kelua ga , masyaraka t , negara dan umat manusia secara keseluruhan
.Meraih kebahagiaan dunia dan akherat.
Beberapa
indikator dari tercapainya tujuan pendidikan islam dapat dibagi menjadi tiga
tujuan mendasar, yaitu:
1. Tercapainya anak didik yang cerdas.
Ciri-cirinya adalah memiliki tingkat kecerdasan intelektualitas yang tinggi
sehingga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun
membantu menyelesaikan masalah orang lain yang membutuhkannya.
2. Tercapainya anak didik yang memiliki kesabaran dan kesalehan
emosional, sehingga tercermin dalam kedewasaan menghadapi masalah di
kehidupannya.
3. Tercapainya anak didik yang memiliki kesalehan
spiritual, yaitu menjalankan perintah Allah dan Rasulullah SAW. Dengan
melaksanakan rukun Islam yang lima dan mengejawantahkan dalam kehidupan
sehari-hari.Misalnya menjalankan shalat lima waktu, menjalankan ibadah puasa,
menunaikan zakat, dan menunaikan haji ke Baitullah.
D. Dasar-Dasar Sistem Pendidikan Islam
Sistem
ada yang mengartikan sebagai sebuah himpunan gagasan atau prinsip yang saling
bertautan, yang terhubung menjadi suatu keseluruhan(Imam Barnadib, 1997: 19).
Dalam system terdapat tiga hal yang mendasar, yaitu :
1.
Adanya
berbagai komponen, gagasan, konsep dan prinsip-prinsip.
2.
Adanya
keterpautan antarkomponen, antargagasan, antarkonsep, dan prinsip.
3.
Adanya
integralitas atau kesatupaduandi antara komponen dan gagasan serta prinsip yang
saling berhubungan sehingga membentuk konsep sistemik yang menjadi terminology
umum dari semua komponen yang ada.
Dengan demikian,apabila kita sepakat bahwa
islam sebagai agama merupakan system sehingga di sebutsebagai system islam, hal
tersebut karena di dalamnya terdaat komponen, ajaran, prinsip-prinsip kehidupan
islam yang saling bertautandan membentuk jalinan konsep yang integral.
Dalam system
berfikir filsafat, pendidikan islam dinyatakan sebagai sistem. Pendidikan islam
berkaitan dengan tiga unsur fundamental, yaitu :
1.
Realitas
masyarakat yang memandang ajaran-ajaran Islam merupakan ide dasar pendidikan
dunia dan akhirat.
2.
Ilmu
pengetahuan tidak hanya memahami yang lahiriah, tapi yang batiniah pun menjadi
objek kajian, sebagai manusia di bimbing bukan hanya aspek jasmaniah, melainkan
juga rohaninya.
3.
Semua
yang ada dengan dan ilmu pengetahuan akan terus berubah. Perubahan merupakan
hokum alam, sedangkan ilmu pengetahuan diketahui melalui pendidikan yang
sumbernya dapat bervariasi, sebagai ilmu yang bersumber dari pengalaman fisikal
atau indrawi atau dari pengalaman intuitif.
System filsafat, realitas kehidupan
dikembangakan melalui pengetahuan yang tampa batas dan nilai sebagai tujuan manusia
mengembangkan pengetahuan (Imam Barnadib, 1997:20). Dengan demikian, pendidikan
Islam mer upakan system yang dibangun oleh dasar-dasar yang sangat kuat, yaitu
sebagai berikut.
A.
Al
Qur'an
Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa Al-Quran sebagai dasar pendidikan Islam artinya sebagai
titik tolak keberangkatan system pendidikan Islam.
Misalnya dengan mengutip surat Al-Alaq 1-5 yaitu:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١)خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ
عَلَقٍ (٢)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)عَلَّمَ
الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥)
Artinya:
(1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2)
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah, (4) yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], (5)
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq: 1-5)
Ayat di atas adalah ayat-ayat
al-quran yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau sedang
Berkalwat di Gua Hira. Tertulis dalam berbagai kitab dan buku. Semua tanda
kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya adalah ayat-ayat Kauniyah yang harus
dibaca, diteliti, diamati sedalam dalamnya agar manusia memahami maksud allah
menciptakan alam ini dan pandai bersyukur. Sebagai mana Allah berfirman dalam
surat Ali Imran ayat 190:
cÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(Q.S Ali Imran:190)
Al-Quran merupakan dasar pendidikan
Islam kerena Al-Quran menyampaikan pesan-pesan pendidikan paa manusia yang
berakal. Ayat-ayat yang berkaitan dengan akal manusia cukup banyak.
Dari uraian di
atas, dapat diambil pemahaman bahwa dasar pendidikan Islam itu adalah Al-Quran
yang di dalamnya terdapat ayat-ayat yang memanggil manusia untuk selalu
menggunakan akalnya alam kehidupan. Akal manusia yang dapat diberdayakan
dipertajam malalui pendidikan.
Demikia pula,
Al-Quran berfungsi sebagai hakim yang memberikan keputusan trakhir mengenai
perselisihan di kalangan para pemimpin, dan lain-lain, sekaligus sebagai
korektor yang mengoreksi ide, kepercayaan undang-undang yang salah di kalangan
umat beragama. Di samping itu, di dalam Al-Quran terdapat isyarat-isyarat
Ilmiah yng diungkapkan dalam konteks hidayah.
B.
As-Sunnah
Dasar pendidikan Islam kedua adalah
As-Sunnah, yang merupakan barometer keberhasilan Allah yang menghadirkan
manusia teladan yang sempurna. Nabi Muhammad SAW, terkenal sebagai manusia yang
paling jujur, amanah,tablig, fathanah. Pendidikan yang mencerminkan teladan
nabi Muhammad SAW adalah system pendidikan untuk membentuk anak didik yang
amanah, Fathanah dan tablig. Artinya semua ilmu yang dimiliki wajib diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari, daimanfaatkan dan di dakwahkan kepada setiap
masyarakat, serta menjaga nama baik Islam sebagai agama kebenarannya universal.
C.
Atsar
dan Ijma Sahabat
Atsar dan ijma
sahabat menjadi dasar pendidikan Islam. Sebagai mana dalam sjarah digambarkan
bahwa para sahabat bergotongroyong membangaun masjid Nabawi sebagai pusat
pendidikan Islam, membangun madrasah dan menyebarkan ilmu yang diterima dari
Rasulullah SAW.
D.
Ijtihad
Ulama
Dasar
pendidikan Islam berikutnya adalah pendapat atau ijtihad para ulama, yang
menurut sejarah tidak sedikit dari para ulama yang mendirikan sekolah dan membangun lembaga
pendidikan. Muhammad Abdul adalah tokoh politik dan pendidik yang menyarankan
agar umat Islam keluar dari belenggu taklid, fanatisme buta, dan kebodohan
dengan memperbanyak mencari ilmu, mengembangkan dunia pendidikan, dan
berijtihad.
Dengan
demikian, ijtihad yang akan di jadikan dasar pendidikan Islam adalah ijtihad
yang berpijak pada Al-Quran dan As-Sunnah, bukan ijtihad yang riberal tanpa
pertimbangan nilai. Dalam pendidikan Islam di kembangkan sebagai system kerena
mengajarkan cara berpikir dengan rasio dan hati, mengajarkan keterampilan
jasmani dan memperhalus budi pekerti dengan tuntutan ajaran Islam.
E.
Pendidikan Islam sebagai Sistem kebenaran Universal
Objek ilmu adalah kesatupaduan ontologis alam-manusia-Allah,
edangkan praksis adalah kesatupaduan praksiologis, demikia pula struktur
kesatupaduan epistemologis.akhirnya konteks ilmu menurut Al-Quran mempunyai
kesatupaduan aksiologis. Dari keempat kesatupaduan tersebut merupakan
aspek-aspek kesatupaduan ilmu yang berkaitan dengan kategori-kategori
integrasi; yaitu materi, energy, informasi dan nilai-nilai. Dalam Islam, sumber
semua ilmu adalah satu yaitu Allah SWT.
Sebagai
suatu system, pendidikan islam mencitrakan dirinya dengan prinsip ketuhanan
atau ketauhidan dalam pendidikan Islam ketauhidan adalah titik tolak pelaksanaan
pendidikan. prinsip yang paling utama adalah ketuhanan, keadilan, dan
kemanusiaan. Prinsip ketuhanan diartikan sebagai tolak ukur perbuatan manusia
yang sadar bahwa jiwa raga, jasmani, dan rohaninya adalah milik tuhan, serta
digerakan oleh kehendak dan kekuatannya. Dengan prinsip ini,semua manusia
dikumpulkan di bawah naungan kekuatan Tuhan.
Dengan
prinsip ketuhanan manusia memiliki hak yang sama untuk berhubungan dengan Tuhan
tanpa perantara karena Tuhan tidak pernah pandang bulu. Semua orang memiliki
hak yang sama dalam demokrasi pendidikan. prinsip yang di jadikan landasan adil
dalam demokrasi pendidikan mengisyaratkan bahwa semua paradigm berpikir dan
bertindak yang digunakan untuk sebuah hakekat demokrasi pendidikan, dalam
konteks pendidikan Islam harus bertitik tolak dari nilai-nulai ketuhanan, yaitu
tentang segala yang ada dan mungkin ada, bahkan yang mustahil ada adalah
diciptakan oleh tuhan untuk manusia.
Prinsip
kemanusiaan membangaun persamaan antara masyarakat miskin dan kaya. Semua manusia
dilihat berdasarkan amal perbuatannya, dan tujuan membalas kebaikan manusia
meskipun hanya sebesar biji sawi sawi, sebagai mana Alloh SWT. Berfirman:
`yJsù ö@yJ÷èt tA$s)÷WÏB >o§s #\øyz ¼çntt ÇÐÈ `tBur ö@yJ÷èt tA$s)÷WÏB ;o§s #vx© ¼çntt ÇÑÈ
Artinya:
Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.(Q.S.Az-Zalzalah: 7-8)
Untuk menyebarluaskan prinsip persamaan hak
dan kewajiban, dalam Ilmu pendidikan Islam sepatutnya ditanamkan prinsip
mengajak kebaikan dan melarang keburukan. Ilmu pendidikan Islam bukan sekedar
Ilmu duniawi, melainkan menjangkau ilmu yang ukhrawi. Bukan hanya akal yang
diasah, hati pun harus diasuh dan diasih dengan ilmu pendidikan yang
berdasarkan pada nilai-nilai Islam.
Ilmu pendidikan Islam tergolong ilmu yang
lebih menitikberatkan pada pendalaman ilmu-ilmu keagamaan. Sumber ilmu
pendidikan adalah Al-Quran, semua yang sedah di kupas secara tekstual maupun
kontekstual oleh Al-Quran, Tergolong sebagai ilmu keagamaan. Dalam ajaran
Islam, mencari ilmu hukumnya wajib, sebagaimana wajibnya mempelajari Al-Quran
dan As-Sunnah.
F.
Tujuan Sistemik Pendidikan Islam
Dalam ajaran Islam, seluruh aktivitas manusia
bertujuan untuk meraih tercapainya insan yang beriman dan bertakwa. Apabila
anak didik sudan beriman dan bertakwa, artinya tujuannya sudah tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari, indikator
tercapainya tujuan pendidikan Islam adalah bergaul dengan sesama manusia dengan
baik dan benar serta mengamalkan Amar ma'ruf nahyi munkar kepada ssama
manusia. Anak didik yang telah dibina dan digemleng oleh pola pendidikan Islam
adalah anak didik yang sekses dalam
kehidupan karena ia memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat untuk menjalani
kehidupan berbekal ilmu-ilmu keislaman yang diridai Allah dan Rosul-nya.
Pendidikan Islam bertujuan untuk membangun
karakter anak didik yang kuat menghadapi cobaan dalam kehidupan dan telaten,
sabar, serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Tujuan pendidikan Islam yang di uraikan di
atas, dapat disistimatisasikan sebagai berikut :
1.
Terwujudnya insan akademik yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT;
2.
Terwujudnya insan kamil yang berakhlakul
karimah;
3.
Terwujudnya insan muslim yan berkepribadian;
4.
Terwujudnya insan yang cerdas dalam mengaji
danmengkaji ilmu pendidikan.
5.
Terwujudnya insan yang bermanfaan untuk
kehidupan orang lain ;
6.
Terwujudnya insan yang sehat jasmani dan
rohani;
7.
Terwujudnya insan yang menyebarkan ilmunya
kepada sesama manusia. Akhdhiyat, 2007:512)
Pendidikan merupkan suatu sistem yang harus
dilengkapi oleh adanya lembaga pendidikan seperti pendidikan Formal dan
pendidkan nonformal, oleh karena itu, pengembangannya akan mempermudah
masyarakat menerima dan menambah pengetahuan agama Islam khususnya dan umumnya
berbagai ilmu yang bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
di atas dapat kami peroleh kesimpulan:
1. Ontologi
pendidikan Islam membahas hakekat tentang pendidikan Islam. Dirumuskan dalam
tiga konsep yaitu ta'lim, tarbiyah, dan ta'dib. Pendidikan Islam merupakan
suatu sistem yang dapat mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan
ideologi Islam.
2. Epistemologi
pendidikan Islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam.
Pendidikan Islam bersumber dari Allah SWT, yaitu Al-Qur'an dan hadist.
3. Aksiologi
Pendidikan Islam terkait dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan
dicapai dalam pendidikanIslam. tujuan utama pendidikan Islam adalah untuk men
dapatkan R idha Allah SWT . Dengan pendidikan Islam, diharapkan lahir
individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat bagi
diri, keluaga, masyarakat, negara dan ummat manusia secara keseluruhan . Meraih
kebahagiaan dunia dan akherat.
Dengan
demikian, ijtihad yang akan di jadikan dasar pendidikan Islam adalah ijtihad
yang berpijak pada Al-Quran dan As-Sunnah, bukan ijtihad yang riberal tanpa
pertimbangan nilai. Dalam pendidikan Islam di kembangkan sebagai system kerena
mengajarkan cara berpikir dengan rasio dan hati, mengajarkan keterampilan
jasmani dan memperhalus budi pekerti dengan tuntutan ajaran Islam.
Dalam ajaran Islam, seluruh aktivitas manusia bertujuan
untuk meraih tercapainya insan yang beriman dan bertakwa. Apabila anak didik
sudan beriman dan bertakwa, artinya tujuannya sudah tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyidin . 2005 . Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Ciputat Press
Drs. Hasan
Basri, M.Ag. 2009, Filsafat Pendidikan Islam. Pustaka Setia.
H. Jalaluddin . 2012 . Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:
Kalam Mulia
Nata H. Abuddin . 2008 . Manajemen Pendidikan , Jakata : Kencan