Selasa, 24 Desember 2013

PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM


KATA PENGANTAR

Filsafat adalah akar dari segala pengetahuan manusia baik pengetahuan ilmiah maupun pengetahuan non ilmiah. Demikian juga sekiranya seseorang mengemukakan bahwa sesudah mati semua manusia akan dibangkitkan kembali, akan timbul pertanyaan serupa apakah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat transcendental yang menjorok ke luar batas pengalaman manusia  dapat  disebut ilmu? Tentu jawabnya adalah “bukan”, sebab hal itu termasuk dalam agama  (Jujun S. Suriasumantri, 2000: 104).
Allah SWT. Membekali Adam dengan perangkat ilmu pengetahuan, konsep, dan terminology duniawi yang para malaikat pun tidak mengetahui. Ilmu pengetahuan di tanamkan oleh Allah kepada manusia.
Akal manusia memikirkan sesuatu dan mempersepsinya sesuai dengan tingkat ketajaman berpikir dan kecerdasannya masing-masing , karenanya maka butuh masyarakat ilmiah dan masyarakat awam, yang membedakannya secara tajam. Namun demikian keawaman akan meningkat jika terus belajar, artinya meningkat ke ilmiah, danmasyarakat ilmiah akan meningkat ke yang lebih tinggi dari ilmu baik dari sisi ontologi, epistemologi maupun aksiologinya, yaitu filsafat dan agama. Dengan tetap memegang yang pernah dimilikinya, sebagai tambahan dalam menyelesaikan persoalan kehidupan dan kematian serta kehidupan setelah kematian.
Sehingga tidak heran manusia akan mengekplorasi, mengelaborasi, menganalisis deduktif dan induktif, refleksi kritis dan perenungan yang panjang untuk  meneropong objek empiris jagat raya dan segala isinya, termasuk keunikan, keanekaragamannya baik dari klasifikasi jenis maupun kompleksitas perubahannya.



                                                                                     Ciamis, 09 Oktober, 2013



                                                                                       Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I    PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A.       Latar Belakang Masalah..................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah.............................................................................. 1
BAB II   PEMBAHASAN ..................................................................................... 2
A.       Otologi Pendidikan Islam.................................................................... 2
B.       Epistimologi Pendidikan Islam............................................................. 3
C.       Aksiologi Pendidikan Islam  …………………………………….. 5
D.       Dasar-Dasar Sistem Pendidikan Islam................................................. 7
E.        Pendidikan Islam Sebagai sistem Kebenaran Universar...............10
F.        Tujuan Sistemik Pendidikan Islam..............................................11
BAB III  KESIMPULAN..................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................14


BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berlandaskan atas dasar-dasar ajaran Islam, yakni Al Qur'an dan Hadits sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Melalui pendidikan inilah, kita dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan Al-Qur'an dan As-sunnah.Sehubungan dengan hal tersebut, tingkat pemahaman, penghayatan, dan pengamalan kita terhadap ajaran Islam sangat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan Islam yang kita terima.
Sebagai sebuah sistem pendidikan Islam mengandung berbagai komponen antara satu dengan yang lain saling terkait. Akan tetapi, seringkali dilakukan apa adanya, tanpa perencanaan dan konsep yang matang.Sehingga mutu pendidikan Islam kurang berjalan sesuai yang diharapkan.
Menyikapi hal tersebut, Filsafat pendidikan Islam, berupaya mencari kebenaran sedalam-dalamnya, berpikir holistik, radikal dalam pemecahan permasalahan filosofis pendidikan Islam, pembentukan teori-teori baru atau pembaharuan dalam pelaksanaan pendidikan Islam yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Berdasarkan sumber yang berasal dari Al-Qur'an, hadist dan beberapa referensi buku

B.            Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dibahas permasalahan sebagai berikut:
1.                       Ontologi Pendidikan Islam
2.                       Epistemologi Pendidikan Islam
3.                       Aksiologi Pendidikan Islam
4.                       Dasar-Dasar Sistem Pendidikan Islam.
5.                       Pendidikan Islam Sebagai Sistem kebenaran Universal
6.                       Tujuan Sistemik Pendidikan Islam






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Ontologi Pendidikan Islam
Ontologi pendidikan Islam membahas hakikat substansi dan pola organisasi pendidikan Islam. Secara ontologis, Pendidikan Islam adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk berakal dan berpikir. Jika manusia bukan makhluk berpikir, tidak ada pendidikan. Selanjutnya pendidikan sebagai upaya pengembangan diri manusia, dijadikan alat untuk mendidik.
Ulasan ontologi ini tidak dapat dipisahkan dengan Sang Pencipta. Allah telah menyediakan beberapa potensi kepada kita untuk berpikir. Pertanyaan selanjutnya apakah sebenarnya hakekat pendidikan Islam itu?
         Tiga kata kunci tentang pendidikan Islam yaitu :
a. Ta'lim, kata ini telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Mengacu pada pengetahuan, berupa pengenalan dan pemahaman terhadap segenap nama-nama atau benda ciptaan Allah. Rasyid Ridha, mengartikan ta'lim sebagai proses transmisi berbagai Ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.
b. Al tarbiyah, penggunaan istilah ini berasala dari kata Rabb meskipun kata ini memiliki banyak arti akan tetapi pengertian dasarnya menunjukan kata tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya. Kata ini paling banyak digunakan dibandingkan dengan istilah lainnya.
c. Al-Ta'dib, menurut al-Attas, istilah   yang paling tepat untuk menunjukan pendidikan islam adalah al-Ta'dib , kata ini berarti pengenalalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kedalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan.
Ta'dib, Syed Muhammad Naquib al-Attas mengungkapkan istilah yang paling tepat untuk menunjukan pendidikan Islam adalah al-Ta'dib , kata ini berarti pengenalalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan.
Dari ketiga kata kunci di atas, berbagai ahli telah merumuskan tentang pendidikan Islam, sebagai berikut :
1. Ahmad. D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan Islam adalahbimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
2. Saefuddin Anshari mengatakan pendidikan Islam adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntutan, susulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan dan kemauan, intuisi, dsb).
3. M.Yusuf al Qardawi mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
4.  Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang dapat mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan ideologi Islam.
Dengan demikian secara ontologis pemahaman terhadap pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dengan Allah selaku pencipta manusia. Karena pendidikan Islam diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim yang dapat memenuhi hakikat penciptaannya, yakni menjadi Pengabdi Allah.
B.      Epistimologi Pendidikan Islam
Menurut Imam Barnadib, berdasarkan objek kajinnya, problema filsafat mencakup: 1) realita; 2) pengetahuan; 3) dan nilai. Epistimologis berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia menangkap dan   memperoleh pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Epistimologis diperlukan antara lain dalam hubungan dengan penyusunan kebijakan kurikulum. Kurikulum yang lazim diartikan sebagai sarana untuk mencapai pendidikan. (Imam Barnadib, 1994: 20) disini terlihat hubungan antara kurikulum dengan tujuan pendidikan. Dengan demikian penyusunan kurikulum sepenuhnya diarahkan kepada pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.
Epistemologi pendidikan Islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam. Pendidikan Islam bersumber dari Allah SWT, Yang Maha Mengetahui Sesuatu. Hukum-hukum yang diciptakan Allahpun dapat dipahami dengan berbagai metode dan pendekatan. Pendidikan Islam mengacu pada nilai-nilai Al-Qur'an yang universal dan abadi. Serta didukung oleh hadist Nabi Muhammad SAW.
Ketiga kata kunci tentang Pendidikan Islam di atas disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadist berikut ini:
"Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama benda-benda seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Malaikat, lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku jika kamu memang orang-orang yang benar" (Al-Baqarah ayat: 31)
ôÙÏÿ÷z$#ur $yJßgs9 yy$uZy_ ÉeA%!$# z`ÏB ÏpyJôm§9$# @è%ur Éb>§ $yJßg÷Hxqö$# $yJx. ÎT$u­/u #ZŽÉó|¹ ÇËÍÈ  
Artinya :
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil" (Al-Isra 'ayat 24).
Hadist Nabi Muhammad SAW "Aku dididik oleh Tuhanku (addabani Rabbi), maka ia memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan (fa ahsana ta'dibi).
Selanjutnya objek material Filsafat Pendidikan Islam yaitu segala hal yang berkaitan dengan usaha manusia untuk menciptakan kondisi yang memberi peluang berkembangnya kecerdasan dan kepribadian melalui pendidikan. Objek formal: Usaha yang rasional, mendasar, general, dan sistematis dalam mengembangkan kecerdasan dan kepribadian melalui pendidikan.
Untuk lebih jelasnya, objek materi ilmu pendidikan Islam yaitu anak didik. Sedangkan objek formalnya adalah perbuatan mendidik yang membawa anak, ke arah tujuan pendidikan Islam. Sehingga secara epistemologi, Kurikulum pendidikan Islam harus merujuk pada Al-Qur'an dan hadist. Antara lain sebagai berikut:
1.      Larangan mempersekutukan Allah
2.      Berbuat baik kepada orang tua
3.     Memelihara, mendidik, dan membimbing anak sebagai tanggung jawab terhadap amanat Allah.
4.      Menjauhi perbuatan keji dalam bentuk sikap lahir dan batin
5.      Menjaui permusuhan dan tindakan tercela
6.      Menyantuni anak yatim
7.      Tidak melakukan perbuatan diluar kemampuan
8.      Berlaku jujur dan adil
9.      Menepati janji dan menunaikan perintah Allah
10.  Mematuhi ketentuan hukum Allah, dsb.

Sumber-sumber yang menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk yang dapat menerima pelajaran dari Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya ada pada surat Al-Alaq, 96: ayat 1-5: "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dari sebagian ayat di atas, jelaslah bahwa sumber-sumber pendidikan Islam berasal dari Allah SWT, Sang Maha Pencipta. Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia.
Tujuan pendidikan muslim adalah menciptakan manusia yang baik dan benar, yang berbakti kepada Allah dalam pengertian yang sebenar-benarnya, membangun struktur kehidupan di dunia ini dengan hukum, dan menjalankan kehidupan tersebut sesuai dengan iman yang dianut. Makna berbakti dalam islam bersifat luas dan menyeluruh. Berbakti tidak hanya terbatas pada pelaksanaan fisik relijius saja, melainkan mencakup aspek kegiatan: iman, persaan, dan karia, sesuai dengan yang dikatakan Allah (terpujilah dia) dalam kitab suci Al-Qur'an: Aku telah menciptakan jin dan manusia hanya untuk berbakti kepada -Ku dan katakanlah ya Tuhanku, do'a ku, pengorbananku, dan kematianku adalah demi Allah, Tuhan semesta alamyang tidak terbandingkan.
C.      Aksiologi Pendidikan Islam
Aksiologi adalah teori tenteng nilai. Teori yang membahas tentang nilai, manfaat atau fungsi sesuatu yang diketahui tersebutdalam hubungan dengan seluruh yang diketahui tersebut (Jujun S Suriasumantri, 2000, 34).Dalam pendidikan, teori nilai ini terkait dengan jawaban atas pertanyaan seperti: nilai yang bagaimanakah yang diinginkan oleh manusia dan yang dapat digunakan sebagai dasar hidupnya (Imam Barnadib, 1994, 20).
Ulasan aksiologi dalam sistem pendidikan islam diarahkan pada suatu perumusan nilai akhlak. Rumusan-rumusan nilai yang dijadikan referensi atau pedoman sikap dan prilaku. Ajaran Islam merupakan perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara Islami, sesuai dengan tuntunan Allah S WT. Aksiologi Pendidikan Islam terkait dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam . Nilai-nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:
1.          Mengandung petunjuk Akhlak.
2.          Mengandung upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dibumi dan kebahagiaan di akherat.
3.          Mengandung usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik .
4.          Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.
Menurut Abuddin Nata tujuan pendidikan Islam, untuk menciptakan manusia yang shaleh, taat beribadah dan gemar beramal untuk tujuan akherat.
Muhammad Athiyah al-Abrasy mengatakan tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, dapat dikatakan pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri adalah beribadah kepada Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah adalah beribadah kepada Allah. Sed alam surat Ad Dzariyat ayat 56 : yang a rtinya: " Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku ".
Dari beberapa pendapat di atas, dapat kami simpulkan t ujuan utama pendidikan Islam adalah untuk mendapatkan R idha Allah SWT . Dengan pendidikan Islam , diharapkan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat bagi diri, kelua ga , masyaraka t , negara dan umat manusia secara keseluruhan .Meraih kebahagiaan dunia dan akherat.
Beberapa indikator dari tercapainya tujuan pendidikan islam dapat dibagi menjadi tiga tujuan mendasar, yaitu:
1.  Tercapainya anak didik yang cerdas. Ciri-cirinya adalah memiliki tingkat kecerdasan intelektualitas yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun membantu menyelesaikan masalah orang lain yang membutuhkannya.
2.  Tercapainya anak didik yang memiliki kesabaran dan kesalehan emosional, sehingga tercermin dalam kedewasaan menghadapi masalah di kehidupannya.
3.  Tercapainya anak didik yang memiliki kesalehan spiritual, yaitu menjalankan perintah Allah dan Rasulullah SAW. Dengan melaksanakan rukun Islam yang lima dan mengejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya menjalankan shalat lima waktu, menjalankan ibadah puasa, menunaikan zakat, dan menunaikan haji ke Baitullah.
D.    Dasar-Dasar Sistem Pendidikan Islam
        Sistem ada yang mengartikan sebagai sebuah himpunan gagasan atau prinsip yang saling bertautan, yang terhubung menjadi suatu keseluruhan(Imam Barnadib, 1997: 19). Dalam system terdapat tiga hal yang mendasar, yaitu :
1.    Adanya berbagai komponen, gagasan, konsep dan prinsip-prinsip.
2.    Adanya keterpautan antarkomponen, antargagasan, antarkonsep, dan prinsip.
3.    Adanya integralitas atau kesatupaduandi antara komponen dan gagasan serta prinsip yang saling berhubungan sehingga membentuk konsep sistemik yang menjadi terminology umum dari semua komponen yang ada.
        Dengan demikian,apabila kita sepakat bahwa islam sebagai agama merupakan system sehingga di sebutsebagai system islam, hal tersebut karena di dalamnya terdaat komponen, ajaran, prinsip-prinsip kehidupan islam yang saling bertautandan membentuk jalinan konsep yang integral.
        Dalam system berfikir filsafat, pendidikan islam dinyatakan sebagai sistem. Pendidikan islam berkaitan dengan tiga unsur fundamental, yaitu :
1.    Realitas masyarakat yang memandang ajaran-ajaran Islam merupakan ide dasar pendidikan dunia dan akhirat.
2.    Ilmu pengetahuan tidak hanya memahami yang lahiriah, tapi yang batiniah pun menjadi objek kajian, sebagai manusia di bimbing bukan hanya aspek jasmaniah, melainkan juga rohaninya.
3.    Semua yang ada dengan dan ilmu pengetahuan akan terus berubah. Perubahan merupakan hokum alam, sedangkan ilmu pengetahuan diketahui melalui pendidikan yang sumbernya dapat bervariasi, sebagai ilmu yang bersumber dari pengalaman fisikal atau indrawi atau dari pengalaman intuitif.
  System filsafat, realitas kehidupan dikembangakan melalui pengetahuan yang tampa batas dan nilai sebagai tujuan manusia mengembangkan pengetahuan (Imam Barnadib, 1997:20). Dengan demikian, pendidikan Islam mer upakan system yang dibangun oleh dasar-dasar yang sangat kuat, yaitu sebagai berikut.
A.            Al Qur'an
          Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Al-Quran sebagai dasar pendidikan Islam artinya sebagai titik tolak keberangkatan system pendidikan Islam.
Misalnya dengan mengutip surat Al-Alaq 1-5 yaitu:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١)خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ (٣)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤)عَلَّمَ الإنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥)
Artinya:
(1) bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq: 1-5)
           Ayat di atas adalah ayat-ayat al-quran yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika beliau sedang Berkalwat di Gua Hira. Tertulis dalam berbagai kitab dan buku. Semua tanda kebesaran Allah melalui ciptaan-Nya adalah ayat-ayat Kauniyah yang harus dibaca, diteliti, diamati sedalam dalamnya agar manusia memahami maksud allah menciptakan alam ini dan pandai bersyukur. Sebagai mana Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190:
žcÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ  
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Q.S Ali Imran:190)
          Al-Quran merupakan dasar pendidikan Islam kerena Al-Quran menyampaikan pesan-pesan pendidikan paa manusia yang berakal. Ayat-ayat yang berkaitan dengan akal manusia cukup banyak.
          Dari uraian di atas, dapat diambil pemahaman bahwa dasar pendidikan Islam itu adalah Al-Quran yang di dalamnya terdapat ayat-ayat yang memanggil manusia untuk selalu menggunakan akalnya alam kehidupan. Akal manusia yang dapat diberdayakan dipertajam malalui pendidikan.
          Demikia pula, Al-Quran berfungsi sebagai hakim yang memberikan keputusan trakhir mengenai perselisihan di kalangan para pemimpin, dan lain-lain, sekaligus sebagai korektor yang mengoreksi ide, kepercayaan undang-undang yang salah di kalangan umat beragama. Di samping itu, di dalam Al-Quran terdapat isyarat-isyarat Ilmiah yng diungkapkan dalam konteks hidayah.
B.            As-Sunnah
          Dasar pendidikan Islam kedua adalah As-Sunnah, yang merupakan barometer keberhasilan Allah yang menghadirkan manusia teladan yang sempurna. Nabi Muhammad SAW, terkenal sebagai manusia yang paling jujur, amanah,tablig, fathanah. Pendidikan yang mencerminkan teladan nabi Muhammad SAW adalah system pendidikan untuk membentuk anak didik yang amanah, Fathanah dan tablig. Artinya semua ilmu yang dimiliki wajib diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, daimanfaatkan dan di dakwahkan kepada setiap masyarakat, serta menjaga nama baik Islam sebagai agama kebenarannya universal.
C.            Atsar dan Ijma Sahabat
          Atsar dan ijma sahabat menjadi dasar pendidikan Islam. Sebagai mana dalam sjarah digambarkan bahwa para sahabat bergotongroyong membangaun masjid Nabawi sebagai pusat pendidikan Islam, membangun madrasah dan menyebarkan ilmu yang diterima dari Rasulullah SAW.
D.            Ijtihad Ulama
Dasar pendidikan Islam berikutnya adalah pendapat atau ijtihad para ulama, yang menurut sejarah tidak sedikit dari para ulama yang  mendirikan sekolah dan membangun lembaga pendidikan. Muhammad Abdul adalah tokoh politik dan pendidik yang menyarankan agar umat Islam keluar dari belenggu taklid, fanatisme buta, dan kebodohan dengan memperbanyak mencari ilmu, mengembangkan dunia pendidikan, dan berijtihad.
Dengan demikian, ijtihad yang akan di jadikan dasar pendidikan Islam adalah ijtihad yang berpijak pada Al-Quran dan As-Sunnah, bukan ijtihad yang riberal tanpa pertimbangan nilai. Dalam pendidikan Islam di kembangkan sebagai system kerena mengajarkan cara berpikir dengan rasio dan hati, mengajarkan keterampilan jasmani dan memperhalus budi pekerti dengan tuntutan ajaran Islam.
E.            Pendidikan Islam sebagai Sistem kebenaran Universal
Objek ilmu adalah kesatupaduan ontologis alam-manusia-Allah, edangkan praksis adalah kesatupaduan praksiologis, demikia pula struktur kesatupaduan epistemologis.akhirnya konteks ilmu menurut Al-Quran mempunyai kesatupaduan aksiologis. Dari keempat kesatupaduan tersebut merupakan aspek-aspek kesatupaduan ilmu yang berkaitan dengan kategori-kategori integrasi; yaitu materi, energy, informasi dan nilai-nilai. Dalam Islam, sumber semua ilmu adalah satu yaitu Allah SWT.
Sebagai suatu system, pendidikan islam mencitrakan dirinya dengan prinsip ketuhanan atau ketauhidan dalam pendidikan Islam ketauhidan adalah titik tolak pelaksanaan pendidikan. prinsip yang paling utama adalah ketuhanan, keadilan, dan kemanusiaan. Prinsip ketuhanan diartikan sebagai tolak ukur perbuatan manusia yang sadar bahwa jiwa raga, jasmani, dan rohaninya adalah milik tuhan, serta digerakan oleh kehendak dan kekuatannya. Dengan prinsip ini,semua manusia dikumpulkan di bawah naungan kekuatan Tuhan.
Dengan prinsip ketuhanan manusia memiliki hak yang sama untuk berhubungan dengan Tuhan tanpa perantara karena Tuhan tidak pernah pandang bulu. Semua orang memiliki hak yang sama dalam demokrasi pendidikan. prinsip yang di jadikan landasan adil dalam demokrasi pendidikan mengisyaratkan bahwa semua paradigm berpikir dan bertindak yang digunakan untuk sebuah hakekat demokrasi pendidikan, dalam konteks pendidikan Islam harus bertitik tolak dari nilai-nulai ketuhanan, yaitu tentang segala yang ada dan mungkin ada, bahkan yang mustahil ada adalah diciptakan oleh tuhan untuk manusia.
Prinsip kemanusiaan membangaun persamaan antara masyarakat miskin dan kaya. Semua manusia dilihat berdasarkan amal perbuatannya, dan tujuan membalas kebaikan manusia meskipun hanya sebesar biji sawi sawi, sebagai mana Alloh SWT. Berfirman:
`yJsù ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB >o§sŒ #\øyz ¼çnttƒ ÇÐÈ   `tBur ö@yJ÷ètƒ tA$s)÷WÏB ;o§sŒ #vx© ¼çnttƒ ÇÑÈ    
Artinya:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.(Q.S.Az-Zalzalah: 7-8)
Untuk menyebarluaskan prinsip persamaan hak dan kewajiban, dalam Ilmu pendidikan Islam sepatutnya ditanamkan prinsip mengajak kebaikan dan melarang keburukan. Ilmu pendidikan Islam bukan sekedar Ilmu duniawi, melainkan menjangkau ilmu yang ukhrawi. Bukan hanya akal yang diasah, hati pun harus diasuh dan diasih dengan ilmu pendidikan yang berdasarkan pada nilai-nilai Islam.
Ilmu pendidikan Islam tergolong ilmu yang lebih menitikberatkan pada pendalaman ilmu-ilmu keagamaan. Sumber ilmu pendidikan adalah Al-Quran, semua yang sedah di kupas secara tekstual maupun kontekstual oleh Al-Quran, Tergolong sebagai ilmu keagamaan. Dalam ajaran Islam, mencari ilmu hukumnya wajib, sebagaimana wajibnya mempelajari Al-Quran dan As-Sunnah.
F.             Tujuan Sistemik Pendidikan Islam
Dalam ajaran Islam, seluruh aktivitas manusia bertujuan untuk meraih tercapainya insan yang beriman dan bertakwa. Apabila anak didik sudan beriman dan bertakwa, artinya tujuannya sudah tercapai.
Dalam kehidupan sehari-hari, indikator tercapainya tujuan pendidikan Islam adalah bergaul dengan sesama manusia dengan baik dan benar serta mengamalkan Amar ma'ruf nahyi munkar kepada ssama manusia. Anak didik yang telah dibina dan digemleng oleh pola pendidikan Islam adalah  anak didik yang sekses dalam kehidupan karena ia memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat untuk menjalani kehidupan berbekal ilmu-ilmu keislaman yang diridai Allah dan Rosul-nya.
Pendidikan Islam bertujuan untuk membangun karakter anak didik yang kuat menghadapi cobaan dalam kehidupan dan telaten, sabar, serta cerdas dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Tujuan pendidikan Islam yang di uraikan di atas, dapat disistimatisasikan sebagai berikut :
1.        Terwujudnya insan akademik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT;
2.        Terwujudnya insan kamil yang berakhlakul karimah;
3.        Terwujudnya insan muslim yan berkepribadian;
4.        Terwujudnya insan yang cerdas dalam mengaji danmengkaji ilmu pendidikan.
5.        Terwujudnya insan yang bermanfaan untuk kehidupan orang lain ;
6.        Terwujudnya insan yang sehat jasmani dan rohani;
7.        Terwujudnya insan yang menyebarkan ilmunya kepada sesama manusia. Akhdhiyat, 2007:512)
Pendidikan merupkan suatu sistem yang harus dilengkapi oleh adanya lembaga pendidikan seperti pendidikan Formal dan pendidkan nonformal, oleh karena itu, pengembangannya akan mempermudah masyarakat menerima dan menambah pengetahuan agama Islam khususnya dan umumnya berbagai ilmu yang bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.















BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat kami peroleh kesimpulan:
1. Ontologi pendidikan Islam membahas hakekat tentang pendidikan Islam. Dirumuskan dalam tiga konsep yaitu ta'lim, tarbiyah, dan ta'dib. Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang dapat mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan ideologi Islam.
2. Epistemologi pendidikan Islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam. Pendidikan Islam bersumber dari Allah SWT, yaitu Al-Qur'an dan hadist.
3. Aksiologi Pendidikan Islam terkait dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikanIslam. tujuan utama pendidikan Islam adalah untuk men dapatkan R idha Allah SWT . Dengan pendidikan Islam, diharapkan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat bagi diri, keluaga, masyarakat, negara dan ummat manusia secara keseluruhan . Meraih kebahagiaan dunia dan akherat.
Dengan demikian, ijtihad yang akan di jadikan dasar pendidikan Islam adalah ijtihad yang berpijak pada Al-Quran dan As-Sunnah, bukan ijtihad yang riberal tanpa pertimbangan nilai. Dalam pendidikan Islam di kembangkan sebagai system kerena mengajarkan cara berpikir dengan rasio dan hati, mengajarkan keterampilan jasmani dan memperhalus budi pekerti dengan tuntutan ajaran Islam.
Dalam ajaran Islam, seluruh aktivitas manusia bertujuan untuk meraih tercapainya insan yang beriman dan bertakwa. Apabila anak didik sudan beriman dan bertakwa, artinya tujuannya sudah tercapai.






DAFTAR PUSTAKA

Al-Rasyidin 2005 Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press
Drs. Hasan Basri, M.Ag. 2009, Filsafat Pendidikan Islam. Pustaka Setia.
H. Jalaluddin 2012 Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia
Nata H. Abuddin 2008 Manajemen Pendidikan , Jakata : Kencan